Tren Agribisnis dan Dilema Petani
Sedikit mengulas terkait kenyataan yang dihadapi para petani ditengah pergerakan ekonomi yang cukup labil.
Tulisan ini dibuat bukan hasil riset atau apapun yang bernilai ilmiah, ini hanya tulisan dari pengamatan subyektif yang dilihat oleh penulis dari lapangan. Penulis yang bergelut langsung dibidang pertanian tertarik membuat tulisan ringan yang mungkin akan menjadi pengetahuan terkait dunia pertanian Indonesia.
Petani, ya identik dengan suatu profesi dengan nilai daya tarik rendah. Tidak bisa dipungkiri hal tersebut terpatri di benak masyarakat terutama kaum muda. Ditengah nama besar negara agraria, negeri khatulitiwa, hal ini menjadi sesuatu yang sangat janggal.
Indonesia yang dikenal sebagai negara dengan tingkat kesuburan yang mumpuni, justru memiliki kualitas kesejahteraan petani yang amat rendah. Hal ini terjadi tentu ada sebab dan akibat yang sudah dilakukan. KEsalahan yang sudah dibuat puluhan tahun yang lalu, tidak perlu pennulis bahas. Cukup menjadi pelajaran yang akan menjadi acuan untuk peningkatan selanjutnya.
Ditengah gejolak harga produk pertanian yang melonjak naik, justru para petani tidak merasakan. Padahal, petani yang menjadi titik tumpu ketersediaan barang pertanian. PEtani seolah tidak dihargai, dilangkahi, dengan harga pasar yang jauh diatas harga beli yang dirasakan oleh petani.
Lalu mengapa hal ini terjadi??
Mengapa ketika harga jual produk pertanian tinggi, sedangkan penerimaan petani tetap rendah??
Mungkin banyak jawaban yang muncul, banyak juga alasan dari setiap orang mengenai dilema yang terjadi.
Ketika petani memproduksi suatu barang, tentunya pasar pun harus sudah siap untuk menampung. Kemampuan bermain di pasar yang kurang dimiliki oleh para petani menyebabkan ketergantungan kepada para manusia pencekik (TEngkulak). Sistem kebanyakan tengkulak yang mencekik menyebabkan dilema tersebut muncul. Lalu mengapa hal ini terjadi? dan bagaimana jeratan tengkulak jahanam itu bisa di lepaskan dari petani?
Sebaiknya petani bisa melirik sistem kekuatan terbesar negeri Tiongkok. Negeri tersebut digdaya dengan kekuatan terbesar yaitu Kekuatan Sinergi.
PEtani yang bersinergi akan menjadi petani kuat, sistem yang kuat, sehingga jeratan tengkulak jahanam akan lepas. PEtani akan lebih mandiri dan mudah digapai.
Melakukan sinergi memang hal yang sangat sulit dilakukan, terutama tabiat petani yang egois dan sulit untuk bersatu menjadi bomerang untuk mereka sendiri.
Yah dilema tersebut menjadi hal yang dibuat oleh para petani sendiri, walaupun tidak semua benar tapi cukup mewakili.
No comments:
Post a Comment